Kemudian Tewe juga menjelaskan, bahwa sebelumnya di Pilkada pada tahun 2016 silam kalkulasi suara yang diperoleh oleh petahana hanya menjejaki 60 persen dari suara keseluruhan, artinya suara yang diperoleh hampir berimbang.
“Semua bisa terjadi dalam waktu singkat. Yang jelas pada Pilkada pada tahun 2016 silam, petahana hanya mampu memperoleh perolehan 60 persen dari suara keseluruhan. Artinya masih berimbang antara mereka yang menggunakan hak pilih dan yang tidak menggunakan hak pilihnya,” jelasnya.
Lanjutnya, bahwa Pilkada pada tahun ini bukan hanya sebatas pertarungan ide dan gagasan saja, tapi perperangan untuk menarik simpati masyarakat agar dapat datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya.
“Jadi kedua kandidat harus bisa menarik masyarakat untuk menggunakan hak suaranya di TPS nanti. Silahkan, adu ide dan gagasan untuk menarik simpati masyarakat. Dan, ide sama gagasan bisa dijual atau dipromosikan lewat medsos, pemasangan spanduk dan sebagainya,” ungkapnya.
Sehingga, pesta Pilkada kali ini bisa menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya. Dan, mari kita sama-sama melakukan pengawasan terhadap proses tahapan Pilkada.
”Apabila ada temuan, silahkan laporkan ke Bawaslu. Jangan, sampai pemenang Pilkada sama dengan tahun sebelumnya hanya 60 persen,” katanya.(az-ara)